Kereta api merupakan angkutan yang efisien untuk jumlah
penumpang yang tinggi dan angkutan barang dalam jumlah yang besar. Karena
sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa Negara berusaha
memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat
baik dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.
Akhir-akhir ini kereta api seperti kehilangan “pamor”.
Dimulai dengan tinnginya intensitas keterlambatan perjalanan kereta api,
buruknya sistem perawatan kereta yang terlihat dari gerbong-gerbong kereta yang
sudah usang serta tingginya angka kecelakaan akibat adanya bantalan rel yang
hilang dicuri sehingga mengakibatkan kereta tergelincir keluar dari jalurnya.
Tidak hanya itu saja, keterlambatan kereta rel listrik juga sering terjadi,
bahkan sempat ada wacana mengenai kereta rel listrik yang kekurangan pasokan daya
listrik. Sungguh sangat disayangkan.
Seiring dengan perkembangan tekhnologi maka para ilmuwan
menciptakan berbagai macam inovasi untuk mengurangi berbagai macam problem yang
sering dialami, sehingga terciptalah kereta Maglev yang menggunakan aplikasi
magnet. Secara sederhana,
kereta maglev adalah kereta tanpa roda yang menggunakan tenaga magnet untuk
melayang, mengerakkaan dan mengontrol jalannya kereta. Kereta
api terbang yang dikenal sebagai Magnetically Levitated Train (Maglev
Train) ini hanya akan melayang setinggi beberapa sentimeter di atas rel
kereta. Hanya beberapa sentimeter, tetapi kereta itu benar-benar terbang karena
sama sekali tidak bersentuhan dengan rel kereta. Kereta ini juga tidak akan
memiliki sayap seperti pesawat terbang (dalam aerodinamika, sayap merupakan
bagian paling penting untuk terbang). Dan selain bisa terbang, kereta ini juga
bisa meluncur dengan kecepatan sangat tinggi.